Djaduk Ferianto Kesemutan Sebelum Meninggal, Gejala Penyakit Apa?

Hits: 4

Djaduk Ferianto Kesemutan Sebelum Meninggal, Gejala Penyakit Apa?

Jakarta Kabar duka datang dari seniman Djaduk Ferianto. Aktor, sutradara, dan musikus itu meninggal dunia hari ini, Rabu (13/11) pukul 02.30 dini hari. Dilansir dari Kompas.com, pemain film Petualangan Sherina itu sempat mengeluh kesemutan. Masyarakat pun penasaran dengan penyakit yang memiliki gejala kesemutan hingga menyebabkan kematian mendadak.

Gejala selain kesemutan yang dialami sebelum meninggal
Sebelum kabar duka ini terdengar, Djaduk masih terlihat sehat, bahkan sempat mengikuti rapat Ngayogjazz. Rapat tersebut memang diselenggarakan sampai tengah malam.

Usai tiba di rumah, pria kelahiran 1964 tersebut langsung tidur. Namun, ayah lima anak itu terbangun akibat merasakan sakit di tubuhnya, lalu kesemutan.

Board Creative Ngayogjazz, Novindra Dirantara, menyampaikan, saat merasa sakit dan kesemutan, bicara Djaduk juga mulai tidak jelas. Tak lama kemudian, pria yang masih aktif sebagai anggota Teater Gandrik itu mengembuskan napas terakhir.

Penyakit yang kemungkinan menyerang Djaduk Ferianto
Kondisi kesemutan, nyeri atau sakit, bicara tak jelas, hingga kelelahan yang sempat dialami Djaduk Ferianto sebelum berpulang ditanggapi oleh dr. Arina Heidyana dari KlikDokter.

Menurutnya, ada dua penyebab yang berpotensi merenggut nyawa seniman tersebut, yakni stroke dan serangan jantung.

Dikatakan dr. Arina, kesemutan sendiri sering dikaitkan dengan gangguan saraf, misalnya saraf terjepit. Gejalanya berupa kram, nyeri, dan kesemutan.

“Namun, masalah saraf seperti itu biasanya tidak sampai berujung pada kematian mendadak. Tetapi, yang sampai menimbulkan kematian mendadak itu adalah serangan jantung atau stroke,” ujar dr. Arina.

Lebih lanjut lagi dr. Arina menjelaskan, “Adapun gejala dari serangan jantung, yaitu kesemutan, khususnya ada di bagian tubuh sebelah kiri, nyeri yang menjalar dari dada, ke punggung, tangan, dan leher, ada rasa seperti ditekan, dan juga keringat dingin.”

Gejala-gejala seperti ini mirip dengan apa yang sempat dialami Djaduk sebelum meninggal dunia. Faktanya, melansir dari Liputan6, Djaduk meninggal karena serangan jantung.

Namun, serangan jantung tidak menimbulkan gejala bicara pelo. Bicara tidak jelas atau pelo biasanya ditimbulkan oleh stroke. Sayangnya, tidak dijelaskan secara pasti bagaimana maksud dari bicara tidak jelas itu. Sebab, bisa saja yang dimaksud dengan bicara tidak jelas atau meracau kesakitan dan bukannya pelo.

Jika benar bicara tidak jelasnya itu seperti pelo, maka ada risiko Djaduk Ferianto terserang stroke.

“Stroke itu sendiri dibagi menjadi dua. Ada yang terjadi akibat pembuluh darah tersumbat dan ada yang terjadi karena pembuluh darah sudah pecah. Penyebab meninggal mendadak biasanya karena stroke akibat pecah pembuluh darah,” pungkas dr. Arina.

Penderita stroke akibat pecah pembuluh darah akan terjatuh tiba-tiba begitu serangan terjadi. Ada yang hanya kehilangan kesadaran (pingsan), tetapi ada juga yang langsung meninggal. Penderita kondisi ini kerap kali memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkendali.

Mencegah stroke dan penyakit jantung
Semua yang dijabarkan hanyalah beberapa kemungkinan. Untuk mendiagnosis seseorang terkena penyakit tertentu, dibutuhkan pemeriksaan medis yang akurat. Terpenting lagi, sebagai masyarakat, Anda tahu cara-cara mencegah beberapa penyakit yang telah disebutkan di atas.

Adapun cara mencegah stroke dan penyakit jantung, antara lain:

Perhatikan pola makan. Atur porsi makan seimbang dan tak terlalu banyak. Konsumsi sayuran hijau karena mengandung plant stanol ester yang mampu menghalangi penyerapan kolesterol jahat (LDL) ke dalam peredaran darah. Gantilah karbohidrat Anda dengan karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, roti gandum, atau oatmeal.
Kelola stres. Pekerjaan yang menekan harus diimbangi dengan healing. Caranya bisa berbeda pada tiap-tiap orang, ada yang perbanyak tidur, olahraga, dan jalan-jalan.
Periksa kesehatan secara rutin. Periksakan tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah jika Anda sudah berusia setidaknya 20 tahun. Jika sebelumnya dokter meresepkan obat yang harus diminum rutin, Anda wajib mengonsumsinya sesuai anjuran.
Jangan malas beraktivitas fisik. Selain dapat membakar kalori dan membuat Anda punya berat badan ideal, aktivitas fisik dapat membuat tubuh melepas endorfin. Anda pun akan merasa senang dan relaks.
Hindari rokok. Rokok dapat menyebabkan kematian, salah satunya akibat serangan jantung. Risiko untuk terkena serangan jantung dapat berkurang 50 persen dalam setahun pertama setelah berhenti merokok. Setelah 15 tahun berhenti merokok, risiko Anda untuk terkena penyakit tersebut akan sama seperti orang yang bukan perokok.
Penyakit dengan gejala kesemutan seperti yang dialami Djaduk Ferianto sebelum meninggal antara lain adalah serangan jantung dan penyakit stroke. Namun, itu bukanlah penyebab pasti karena masih menunggu pernyataan resmi dari pihak rumah sakit yang menangani kematiannya. Meski demikian, semoga masyarakat bisa lebih menjaga kesehatannya untuk meminimalkan risiko kematian mendadak akibat penyakit kronis tertentu.

Seberapa Sehat Jantung Anda? Ketahui Dengan Menyentuh Bagian Tubuh Ini

Hits: 4

Ada sebuah cara mudah untuk mengetahui jantung Anda sehat atau tidak. Cara ini bisa Anda lakukan di rumah, di masjid, bahkan ketika sedang berlibur di alam bebas sekalipun.

Caranya, duduklah di lantai dengan kaki diluruskan ke depan sehingga jari-jari kaki menghadap ke atas. Setelah itu, jangkaulah ujung jari kaki Anda dengan tangan. Jika Anda cukup fleksibel menjangkau ujung jari kaki dengan tangan, kemungkinan besar jantung Anda masih sehat.

Sebaliknya, jika Anda kesulitan menjangkau ujung jari kaku dengan tangan, Anda bisa pergi ke dokter spesialis jantung atau kardiolog untuk memeriksakan kondisi jantung Anda.

Apalagi jika Anda mengalami nyeri di dada, sering mengeluarkan keringat dingin, dan tanda-tanda sakit jantung lainnya. Cara mudah mengetahui kesehatan jantung ini telah dipublikasikan dalam jurnal Heart and Circulatory Physiology.

Peneliti dari University of North Texas dan sejumlah peneliti Jepang melakukan percobaan dengan 526 partisipan yang berusia antara 20 hingga 83 tahun.

Partisipan mengikuti tes fleksibilitas tubuh sambil diukur tekanan darah, pembuluh arteri dan aktivitas jantungnya.

Hasilnya, peneliti menemukan korelasi antara tubuh yang tidak fleksibel dengan pembuluh arteri yang tidak fleksibel, terutama pada partisipan di atas umur 40 tahun.

Partisipan yang gagal dalam tes fleksibilitas tubuh dan gagal mencapai ujung jari kaki ternyata memiliki pembuluh darah yang kaku, dan artinya kemampuan jantung menjadi kurang baik, efisien dan risiko penyakit jantung pun meningkat.

Dr Yamamoto menjelaskan, kendati teori antara hubungan otot punggung dan kaki dengan otot di dekat jantung masih samar-samar, tapi dengan adanya studi tersebut cukup membantu.

Kekakuan otot punggung, kaki dan pembuluh jantung yang saling berhubungan tersebut dikarenakan komposisi kolagennya yang sama.

“Jika Anda bisa menyentuh jari kaki saat duduk lurus, jantung Anda berarti masih cukup baik. Tapi jika tidak bisa, mungkin Anda perlu mendatangi kardiolog,” kata Dr Yamamoto.

Namun Yamamoto menambahkan tidak selamanya otot kaku adalah pertanda penyakit jantung, hanya mungkin jantungnya kurang fit dan sehat saja dari yang seharusnya.

Penelitian: Orang dengan Semangat Hidup Tinggi, Berumur Jauh Lebih Panjang

Hits: 7

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Cancer Research Center di London membuktikan pendapat Bintarti; pasien yang mempunyai semangat hidup, berumur jauh lebih panjang daripada yang tidak.

Penelitian tersebut dilakukan pada 57 pasien kanker payudara di King’s College Hospital, London, yang telah menjalani mastektomi. Sebanyak 7 dari 10 wanita yang mempunyai semangat hidup dapat bertahan hingga 10 tahun. Sementara itu, 4 dari 5 wanita yang putus asa terhadap penyakitnya tidak mampu bertahan lama.

Salah satu faktor penyebabnya, penderita yang mempunyai semangat hidup pada umumnya jauh lebih optimis dalam menjalani pengobatan. Sifat optimis inilah yang berperan besar dalam proses penyembuhannya.

Secara tidak langsung, penderita akan lebih mudah mengkonsumsi obat. Optimisme juga membuat penderita mau menjalani pengobatan yang diperlukan untuk menyembuhkan penyakitnya. (bersambung).

Suzanne C. Segerstrom dari Department of Psychology, University of Kentucky, Amerika, menambahkan betapa sikap optimis dapat mempengaruhi kondisi kesehatan. Menurutnya, optimisme dan sikap mental yang positif dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga berperan besar terutama terhadap penyakit yang membutuhkan kekebalan tubuh, antara lain HIV/AIDS dan kanker.

Pentingnya dukungan keluarga

Jika dalam keadaan sehat saja tidak semua orang memiliki tingkat semangat hidup yang sama, bagaimana dengan orang sakit? Menumbuhkan semangat terlebih yang benar-benar muncul dari diri penderita memang bukan persoalan mudah.

Apalagi, kondisi dan penyakit yang berbeda juga membuat tidak semua penderita bisa dituntut untuk mempertahankan semangat hidupnya. Untuk penderita yang secara medis kondisinya sudah sangat lemah, keluarga atau orang terdekatnya harus mempertimbangkan keinginan pasien; salah satunya adalah apakah ia masih ingin melanjutkan pengobatan atau tidak?

Jika penderita memilih untuk melanjutkan pengobatan, keluarganya dapat memompa semangatnya untuk sembuh. Namun jika tidak, semangat yang dipompakan lebih bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Bentuk dukungan dari keluarga yang diberikan bisa berbeda-beda. Cara yang paling umum adalah dengan menghadirkan suasana yang menyenangkan bagi penderita. Misalnya dengan menjaga perasaannya, bersedia diajak berbagi, dan kerelaan untuk mendampingi dalam kondisi yang mungkin berbeda dari sebelumnya. (bersambung).

Agar semangat muncul dari hati

Meskipun dukungan keluarga dan teman besar pengaruhnya, namun fungsinya berupa “suntikan” saja. Yang terpenting justru menumbuhkan semangat itu dengan sendirinya dalam diri penderita. Awalnya memang tidak mudah. Berikut ini beberapa cara menumbuhkan motivasi dan semangat hidup mereka yang sakit.

Menyadari kematian tidak hanya milik orang sakit. Jika waktunya telah tiba, orang sehat sekalipun bisa meninggal setiap saat tanpa bisa diduga waktunya.
Berpikir bahwa setiap detik adalah kesempatan yang harus dimanfaatkan untuk berusaha.
Mencintai diri sendiri, dan tidak membenci penyakit. Pengalaman Dian dan Bintarti membuktikan berdamai dengan penyakit dan tidak terus-terusan memprotes keadaan, justru membuatnya merasa lebih nyaman
Berpikir positif. Ujian dan nikmat dari Tuhan bisa berupa kejadian yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Setiap kejadian pasti ada hikmahnya.
Mensyukuri apapun yang terjadi. Masih banyak orang lain yang mendapat cobaan jauh lebih berat daripada kita, namun tidak memiliki kesempatan yang sama besar dengan kita. Misalnya, untuk berobat.
Membuka diri. Bergaul dengan orang lain dan berbagi perasaan bisa membuat beban kita menjadi lebih ringan.
Melakukan aktivitas yang disukai. Ini tidak saja dapat mengalihkan perhatian dari penyakit, namun sekaligus menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas hidup.

Inilah 5 Waktu Tidur yang Dilarang Oleh Rasulullah

Hits: 17

Tidur merupakan aktivitas yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Rasul mengatakan bahwa tubuh kita mempunyai hak untuk beristirahat. Tidur juga meremajakan kembali kulit tubuh dan menyegarkan jiwa. Namun, ternyata ada lima waktu tidur yang menurut Rasul, hendaknya dihindari.

1. Tidur di Pagi Hari Setelah Shalat Shubuh

Dari Sakhr bin Wadi’ah Al-Ghamidi radliyallaahu ‘anhu bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: ”Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi harinya,” (HR. Abu dawud 3/517, Ibnu Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman 175, dan Ibnu Hibban 7/122 dengan sanad shahih).

Ibnul-Qayyim telah berkata tentang keutamaan awal hari dan makruhnya menyia-nyiakan waktu dengan tidur, dimana beliau berkata: “Termasuk hal yang makruh bagi mereka – yaitu orang shalig – adalah tidur antara shalat shubuh dengan terbitnya matahari, karena waktu itu adalah waktu yang sangat berharga sekali. Terdapat kebiasaan yang menarik dan agung sekali mengenai pemanfaatan waktu tersebut dari orang-orang shalih, sampai-sampai walaupun mereka berjalan sepanjang malam mereka tidak toleransi untuk istirahat pada waktu tersebut hingga matahari terbit. Karena ia adalah awal hari dan sekaligus sebagai kuncinya. Ia merupakan waktu turunnya rizki, adanya pembagian, turunnya keberkahan, dan darinya hari itu bergulir dan mengembalikan segala kejadian hari itu atas kejadian saat yang mahal tersebut. Maka seyogyanya tidurnya pada saat seperti itu seperti tidurnya orang yang terpaksa” (Madaarijus-Saalikiin 1/459).

2. Tidur setelah Shalat Ashar Menjelang Magrib

Biasanya kalau kita tidur di sore hari yakni pada waktu ashar sampai menjelang magrib, akan membuat keadaan seperti linglung, pusing, badan sakit, dan justru seperti orang sakit. sebagian ulama mengatakan “Siapa saja yang tidur selepas waktu ashar sehingga terganggu kejiwaannya, maka janganlah ia mencaci selain dirinya sendiri“. Jika terlalu sering tidur di sore hari akan membuat jiwa atau pikiran semakin buruk.

3. Tidur Sebelum Shalat Isya’

Diriwayatkan dari Abu Barzah radlyallaahu ‘anhu : ”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam membenci tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya” (HR. Bukhari 568 dan Muslim 647).

Mayoritas hadits-hadits Nabi menerangkan makruhnya tidur sebelum shalat isya’. Oleh sebab itu At-Tirmidzi (1/314) mengatakan : “Mayoritas ahli ilmu menyatakan makruh hukumnya tidur sebelum shalat isya’ dan mengobrol setelahnya. Dan sebagian ulama’ lainnya memberi keringanan dalam masalah ini. Abdullah bin Mubarak mengatakan : “Kebanyakan hadits-hadits Nabi melarangnya, sebagian ulama membolehkan tidur sebelum shalat isya’ khusus di bulan Ramadlan saja”.

Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata dalam Fathul-Baari (2/49) : “Di antara para ulama melihat adanya keringanan (yaitu) mengecualikan bila ada orang yang akan membangunkannya untuk shalat, atau diketahui dari kebiasaannya bahwa tidurnya tidak sampai melewatkan waktu shalat. Pendapat ini juga tepat, karena kita katakan bahwa alasan larangan tersebut adalah kekhawatiran terlewatnya waktu shalat.”

4. Tidur setelah Selesai Makan

Jika setelah selesai makan langsung tidur, maka proses pencernaan tidak berjalan secara maksimal sehingga akan menyebabkan ketidaksempurnaan dalam proses pencernaan. Karena tidur setelah makan juga dapat membahayakan kesehatan.

5. Tidur Sepanjang Hari

Tidak baik tidur sepanjang hari, kecuali dalam keadaan dan kondisi yang tidak memungkinkan seperti sakit. Terlalu banyak tidur juga tidak dianjurkan dalam Islam dan hukumnya makruh. Banyak tidur dapat mematikan hati, menimbulkan kemalasan, dan gangguan kesehatan tubuh.

Setelah Usia 40 Perut Pria Mudah Buncit, Simak Alasan dan Solusinya

Hits: 3

Ukuran pinggang yang lebih besar dari 40 inci mengindikasikan seorang pria berisiko tinggi terkena penyakit diabetes tipe-2 dan jantung. Perut yang buncit dan kencang disebabkan oleh lemak perut yang terlalu banyak.

Dilansir dari Live Strong, Senin (25/3), lemak visceral berada tepat di bawah kulit perut, pinggul, paha dan lengan. Lemak ini mengeluarkan hormon dan senyawa yang meningkatkan peradangan, yang berkontribusi terhadap penyakit jantung. Pria secara genetik lebih cenderung menyimpan lemak di usus mereka, daripada tubuh bagian bawah. Kebiasaan gaya hidup tertentu memperburuk akumulasi berat badan.

Penuaan dan Hormon

Perempuan cenderung menambah berat badan di pinggul dan paha terutama selama masa subur untuk mendukung kehamilan dan menyusui. Sementara laki-laki mendapatkan lemak di perut mereka. Seiring bertambahnya usia pada pria, mereka lebih cenderung mengembangkan perut menjadi buncit.

Setelah usia 40, pengurangan testosteron secara alami membuat pria kelebihan kalori sering disimpan sebagai lemak visceral. Penuaan juga membuat pria secara alami kehilangan massa otot. Ketika kehilangan otot ini sekitar 0,5 kilogram per tahun setelah usia 30 maka metabolisme akan menurun. Itu sebabnya pria menjadi lebih mudah untuk mendapatkan lemak, yang seringkali langsung menuju ke perut.

Kebiasaan Makan

Sementara makan terlalu banyak dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Jika memiliki kebiasaan minum soda maka perut bisa buncit lebih cepat. Minuman yang dimaniskan dengan gula, termasuk soda, minuman buah dan minuman berenergi, mengandung banyak kalori serta mendorong kenaikan berat badan.

Cara Mencegah

Minumlah air putih atau teh herbal tanpa pemanis. Lebih banyak mengonsumsi biji-bijian utuh dan sayur serta buah. Makanlah nasi merah, quinoa, dan roti gandum sebagai pengganti nasi putih dan pasta.

Konsumsilah lemak tak jenuh ganda dari kacang, salmon, dan biji-bijian. Pilihlah daging yang lebih ramping, seperti dada ayam dan ikan putih serta paha ayam.

Lalu berolahragalah dengan intensitas sedang hingga 150 menit per minggu, seperti jalan cepat, untuk mencegah kenaikan tambahan. Berolahraga lebih banyak jika akan membantu tubuh kehilangan lemak.