Khalid Bin Walid dipecat

Hits: 5

KHOLID BIN WALID DIPECAT KARENA TDK PERNAH BERBUAT KESALAHAN.

Pada zaman pemerintahan Khalifah Sayidina Umar Khatab, ada seorang panglima perang yang disegani lawan dan dicintai kawan.
Panglima perang yang tak pernah kalah sepanjang karirnya memimpin tentara di medan perang. Baik pada saat beliau masih menjadi panglima Quraish, maupun setelah beliau masuk Islam dan menjadi panglima perang umat muslim.
Beliau adalah Khalid bin Walid.

Namanya harum dimana-mana. Semua orang memujinya dan mengelu-elukannya. Kemana beliau pergi selalu disambut dengan teriakan, “Hidup Khalid, hidup Panglima Perang, hidup Pedang Allah yang Terhunus.”
Ya! .. beliau mendapat gelar langsung dari Rasulullah SAW yang menyebutnya sebagai Pedang Allah yang Terhunus.

Dalam suatu peperangan beliau pernah mengalahkan pasukan tentara Byzantium dengan jumlah pasukan 240.000. Padahal pasukan muslim yang dipimpinnya saat itu hanya berjumlah 46.000 orang. Dengan kejelian taktiknya mengatur strategi, pertempuran itu bisa dimenangkannya dengan mudah. Pasukan musuh lari terbirit-birit.

Itulah Khalid bin Walid, beliau bahkan tak gentar sedikitpun menghadapi lawan yang jauh lebih banyak.

Ada satu kisah menarik dari Khalid bin Walid. Dia memang sangat sempurna di bidangnya; ahli siasat perang, taktik & strategi, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan karismatik di tengah prajuritnya. Dia juga tidak sombong dan lapang dada walaupun dia berada dalam puncak popularitas.

Pada suatu ketika, di saat beliau sedang berada di garis depan, memimpin peperangan, tiba-tiba datang seorang utusan dari Amirul mukminin, Sayidina Umar bin Khatab, yang mengantarkan sebuah surat. Di dalam surat tersebut tertulis pesan singkat,
“Dengan ini saya nyatakan Panglima Khalid bin Walid di pecat sebagai panglima perang. Segera menghadap!”

Menerima khabar tersebut tentu saja sang Panglima sangat gusar hingga tak bisa tidur. Beliau terus-menerus memikirkan alasan pemecatannya. Kesalahan apa yang telah saya lakukan? Begitulah yang berkecamuk di dalam pikiran beliau kala itu.

Sebagai prajurit yang baik, taat pada atasan, beliaupun segera bersiap menghadap Khalifah Umar Bin Khatab. Sebelum berangkat beliau menyerahkan komando perang kepada penggantinya.

Sesampai di depan Umar beliau memberikan salam, “Assalamualaikum ya Amirul mukminin ! Langsung saja !
Saya menerima surat pemecatan. Apa betul saya di pecat ?”

“Walaikumsalam warahmatullah !
Betul Khalid!” Jawab Khalifah.

“Kalau masalah dipecat itu hak anda sebagai pemimpin. Tapi, kalau boleh tahu, kesalahan saya apa?”

“Kamu tidak punya kesalahan.”

“Kalau tidak punya kesalahan kenapa saya dipecat?
Apa saya tak mampu menjadi panglima?”

“Pada zaman ini kamu adalah panglima terbaik.”

“Lalu kenapa saya dipecat?” tanya Khalid yang tak bisa menahan rasa penasarannya.

Dengan tenang Khalifah Umar bin Khatab menjawab, “Khalid, engkau panglima terbaik, panglima perang terhebat. Ratusan peperangan telah kau pimpin, dan tak pernah satu kalipun kalah. Setiap hari Masyarakat dan prajurit selalu menyanjungmu. Tak pernah saya mendengar orang menjelek-jelekkan. Tapi, ingat Khalid, kau juga adalah manusia biasa. Terlalu banyak orang yang memuji bukan tidak mungkin akan timbul rasa sombong dalam hatimu. Sedangkan Allah sangat membenci orang yang memiliki rasa sombong”

”Seberat debu rasa sombong di dalam hati maka neraka jahanamlah tempatmu. Karena itu, maafkan aku wahai saudaraku, untuk menjagamu terpaksa saat ini kau saya pecat. Supaya engkau tahu, jangankan di hadapan Allah, di depan Umar saja kau tak bisa berbuat apa-apa!”

Mendengar jawaban itu, Khalid bin Walid tertegun, bergetar, dan goyah. Dan dengan segenap kekuatan yang ada beliau langsung mendekap Khalifah Umar.

Sambil menangis beliau berbisik, “Terima kasih ya Khalifah. Engkau saudaraku!”

Bayangkan …. mengucapkan terima kasih setelah dipecat, padahal beliau tak berbuat kesalahan apapun.
Adakah pejabat penting saat ini yang mampu berlaku mulia seperti itu?
Yang banyak terjadi justru melakukan perlawanan, mempertahankan jabatan mati-matian, mencari dukungan, mencari teman, mencari pembenaran, atau mencari kesalahan orang lain supaya kesalahannya tertutupi.

Jangankan dipecat dari jabatan yang sangat bergengsi, ‘kegagalan’ atau keterhambatan dalam perjalanan karir pun seringkali tidak bisa diterima dengan lapang dada.
Akhirnya semua disalahkan, sistem disalahkan, orang lain disalahkan, semua digugat….. bahkan hingga yang paling ekstrim…. Tuhan pun digugat.

Kembali ke Khalid bin Walid, hebatnya lagi, setelah dipecat beliau balik lagi ke medan perang. Tidak lagi sebagai panglima perang.
Beliau bertempur sebagai prajurit biasa, sebagai bawahan, dipimpin oleh mantan bawahannya kemarin.

Beberapa orang prajurit terheran-heran melihat mantan panglima yang gagah berani tersebut masih mau ikut ambil bagian dalam peperangan. Padahal sudah dipecat. Lalu, ada diantara mereka yang bertanya, “Panglima, mengapa Anda masih mau berperang? Padahal Anda sudah dipecat.”

Dengan tenang Khalid bin Walid menjawab, “Saya berperang bukan karena jabatan, popularitas, bukan juga karena Khalifah Umar. Saya berperang semata-mata karena mencari keridhaan Allah.”

=========🌹🌹🌹=========

*Patut direnungkan dan di hayati. Semoga bermafaat*
.

Hidayah Dan Sakarotul Maut

Hits: 9

Hidayah / rezeki itu datang pada saat puncak Sakarotul Maut / kondisi maksimal, dimana seseorang sdh tdk mampu lagi.

Maka Lewatilah kondisi tsb dgn sabar, RIDHO Dan Ikhlas.. Sehingga pada saat puncaknya tersebut, maka Allah akan mengijabah doa seseorang tsb berupa Hadiah / Solusi / terkabulnya suatu doa

Keseimbangan dalam Hidup

Hits: 7

Keseimbangan dalam hidup itu Sangat penting.

Kapan Waktunya bekerja / berbisnis
Kapan Waktunya utk Allah
Kapan Waktunya utk keluarga
Kapan Waktunya utk teman
Kapan Waktunya utk Medsos
Dsb

Subhanallah, ternyata Salah Satu kuncinya ada di Keseimbangan

Istiqomah melalui dzikir

Hits: 9

*Keinginan Kita dan Keinginan Tuhan*

Telah dibahas sebelumnya , bahwa yang bisa digolongkan wali Allah bukanlah mereka yang menonjolkan keramat, akan tetapi mereka yang istiqomah dalam beribadah. Ibadah secara umum adalah sesuatu yang diwajibkan atas kita, atau amal baik yang kita wajibkan atas diri kita sendiri.

Misalnya amalan-amalan yang dilakukan di waktu khusus, atau dalam jumlah tertentu. Selanjutnya, amalan seperti ini kita sebut dengan istilah wirid (amalan istiqomah). Dan apabila istiqomah ini kemudian mendatangkan karamah, maka karamah tersebut dikenal dengan istilah warid (khususiyyah pemberian dari Allah kepada hamba-Nya). Wirid berperan sangat penting dalam mengantarkan kita untuk lebih mengenal Allah. Dan tentunya wirid ini dilakukan setelah kita memenuhi kewajiban-kewajiban serta menjauhi larangan. Di antara bentuk dari wirid adalah dzikir. Allah memerintahkan kita untuk memperbanyak dzikir.

Dzikir harus diatur sedemikian rapinya. Ini dilakukan untuk menanggulangi dari ketidak-istiqomahan amal kita. Jangan sampai amal kita menjadi amal yang pernah disabdakan Nabi sebagai amal yang tidak ada kebaikan di dalamnya. Hari ini qiyamullail, besoknya tidak. Sehari puasa, satu minggu tidak melakukan apa-apa. Allah secara tidak langsung mengajari kita ,mengenai wiridan. Misalnya firman Allah berikut ini:

ﻭﺍﺫﻛﺮ ﺭﺑﻚ ﻛﺜﻴﺮﺍ ﻭﺳﺒﺢ ﺑﺎﻟﻌﺸﻲ ﻭﺍﻹﺑﻜﺎﺭ

Kalau diteliti, Nabi juga me-manage wirid. Misalnya, Sebaik-baik membaca Al-Qur’an adalah waktu antara Maghrib dan Isya’, kemudian tengah malah, dan ba’da Subuh.

Apa yang pernah di lakukan sahabat Umar juga menunjukkan adanya pengaturan wirid. Tak sedikit pula yang dicontohkan oleh tabi’in dan ulama’ salaf terdahulu. Mereka semua mengatur waktu hingga tersusunlah beberapa wirid, misalnya, Rotib al-Haddad, dll.

Setelah tahu seperti ini, bila ada orang yang merendahkan serta menejek wiridan dengan berkata, “Wiridan kok diatur-atur segala. Itu bid’ah! Pada zaman Nabi belum ada!!!”, maka betapa bodohnya orang itu. Oleh karenanya, imam Ibn Atho’illah melanjutkan rajutan mutiaranya dengan hikmah ke-109 ini dengan:

” ﻻ ﻳﺴﺘﻘﺮ ﺍﻟﻮﺭﺩ ﺇﻻ ﺟﻬﻮﻝ ، ﺍﻟﻮﺍﺭﺩ ﻳﻮﺟﺪ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﺍﺭ ﺍﻵﺧﺮﺓ ، ﻭﺍﻟﻮﺭﺩ ﻳﻨﻄﻮﻯ ﺑﺎﻧﻄﻮﺍﺀ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺪﺍﺭ . ﻭﺃﻭﻟﻰ ﻣﺎ ﻳﻌﺘﻨﻰ ﺑﻪ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺨﻠﻒ ﻭﺟﻮﺩﻩ . ﺍﻟﻮﺭﺩ ﻫﻮ ﻃﺎﻟﺒﻪ ﻣﻨﻚ ، ﻭﺍﻟﻮﺍﺭﺩ ﺃﻧﺖ ﺗﻄﻠﺒﻪ ﻣﻨﻪ . ﻭﺃﻳﻦ ﻣﺎ ﻫﻮ ﻃﺎﻟﺒﻪ ﻣﻨﻚ ﻣﻤﺎ ﻫﻮ ﻣﻄﻠﺒﻚ ﻣﻨﻪ .”

“Tidak meremehkan ‘wirid’ kecuali orang yang sangat bodoh. (Dunia adalah tempatnya wirid dan amal). Adapun ‘warid’ tempatnya ada di akhirat. Dunia berakhir, tak ada lagi waktu untuk beramal. Hal pertama yang berhak mendapat perhatian lebih adalah sesuatu yang kekal dan tidak sirna wujudnya (dalam hal ini akhirat). Bandingkan sekarang,manakah yang kita cari? (Dunia yang fana atau akhirat yang wujudnya tak sirna?).”

Dunia adalah musim beramal. Bagi yang menyadarinya dan mau memanfaatkan, hendaklah ia beramal sebanyak-banyaknya. Tak lain untuk bekal kehidupan akhirat. Di saat dunia berakhir, tak akan ada lagi waktu untuk beramal. Sebab di kehidupan selanjutnya, musim amal sudah lewat digantikan musim panen. Kesempatan memperbanyak wirid telah usai. Tibalah saat itu pemberian Allah (warid) disuguhkan. Nikmat-nikmat-Nya disempurnakan. Itu semua sebagai buah dari wirid yang dilakukan di kehidupan sebelumnya.

Kemudian, dimanakah kita hidup sekarang ini?
Jika tahu kita hidup di dunia, maka yang harus kita pikirkan adalah wirid, bukannya warid. Karena memang itulah yang diminta Allah. Namun entah mengapa pada umumnya yang dipikirkan orang justru sebaliknya. Masyarakat mencari warid (keistimewaan) di dunia. Anehnya, mereka berharap mendapat warid dengan enggan melaksanakan wirid.

Yang Allah perintahkan adalah wirid, sedangkan yang kita inginkan adalah warid. Lebih penting manakah perintah-Nya atau keinginan kita. Ketahuilah, apa yang kita inginkan tanpa mengikuti jalur yang seharusnya sebetulnya adalah keinginan nafsu.

Mengalahkan nafsu bukanlah hal yang mudah. Karena sebagaimana firman Allah, manusia diciptakan sebagai mahluk yang lemah. Salah satunya jalan mengalahkan nafsu adalah dengan berdo’a meminta tolong kepada kepada Dzat Yang Mahamengendalikan nafsu. Dan meminta agar didekatkan dengan-Nya. Dengan harapan kita dapat diarahkan kepada apa yang diridhoi-Nya. Amin.

*‎يالله بالتوفيق حتى نفيق ونلحق الفريق*

_Mudah-mudahan kita mendapat taufiq sehingga kita bisa di golongkan dengan orang-orang sholeh…_

_Aamiiiiiin_