Empat Golongan Lelaki yang Akan Diseret Wanita Ke Neraka

Hits: 9

Banyak lelaki yang lemah oleh wanita, maksudnya banyak pria yang terjerumus ke dalam kemaksiatan karena wanita. Tak heran jika kelak di hari kiamat nanti, bakalan banyak pria yang masuk neraka karena perempuan.

Setidaknya ada empat golongan lelaki yang kelak akan diseret wanita ke neraka karena perbuatannya. Golongan lelaki mana sajakah itu? Simak ulasannya berikut ini yang dilansir Wow Menariknya dari berbagai sumber

1. Ayah yang tidak mempedulikan keluarganya
Lelaki adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, keluarganya dan orang lain. Setiap yang dipimpinnya, kelak akan dimintai pertanggung jawaban di hari kiamat.

Jika seorang pria sudah jadi ayah, tapi dia lebih memperhatikan kepentingan materi keluarganya ketimbang urusan agama keluarganya, kelak dia akan mendapatkan siksa yang pedih. Memang wajib menafkahi keluarga, tapi memperhatikan urusan iman dan taqwa keluarga juga sangat penting.

Contohnya saja seorang ayah yang membiarkan anak perempuannya membuka aurat, tidak sholat dan tidak pernah menasehati putrinya soal kewajiban dalam beragama. Di akhirat nanti, ketika putrinya dimasukan ke neraka, putrinya itu akan bilang bahwa dia tidak sholat dan tidak menutup aurat karena ayahnya tidak pernah menasehatinya.

Oleh karena itu, bimbinglah anak-anak untuk melaksanakan kewajiban dan ajari mereka mana yang benar dan salah. Jika punya anak perempuan, didiklah dia untuk menutupi aurat ketika pergi ke luar rumah.

2. Suami yang durhaka pada istrinya
Istri adalah titipan Allah untuk lelaki yang namanya suami. Jagalah istri dengan baik, nafkahilah istri dan jangan lupa bingbinglah istri menuju jalan yang benar. Jangan sampai Anda sebagai seorang suami membiarkan istri membuka aurat, tidak menegurnya ketika tidak sholat atau berbuat dzalim terhadap istri.

Banyak suami yang terjerumus dalam perbuatan dosa karena istrinya. Contohnya begini, ketika Anda hendak memberikan zakat atau sedekah kepada orang miskin, kemudian istri Anda melarang memberikan zakat, lalu Anda menurutinya karena takut sama istri, Anda sudah termasuk golongan pria yang diseret wanita ke neraka.

Jika istri memerintahkan atau menyarankan sesuatu yang bertentangan dengan Islam, jangan patuhi istri karena dia pada hakikatnya sedang jadi setan. Tanya saja pada diri sendiri, lebih takut sama istri atau lebih takut sama Allah?

3. Saudara laki-laki yang tidak memperhatikan saudara perempuannya
Buat yang punya saudara perempuan, sudah jadi tugas bagi saudara laki-laki untuk memperhatikan suadaranya. Peranannya di sini hampir sama dengan ayah, yaitu saling menasehati dalam kebaikan. Jangan diam ketika saudara perempuan Anda melakukan perbuatan dosa besar.

4. Anak laki-laki yang tidak menjaga ibunya
Seorang anak laki-laki wajib patuh dan hormat sama ibunya. Jika Anda sudah berkeluarga, punya istri dan anak, sedangkan ibu Anda berada dalam keadaan tidak mampu secara materi atau sedang sakit, sudah jadi tugas Anda membantu menafkahi dan mengurus ibu Anda.

Banyak anak yang menelantarkan ibunya setelah menikah. Kelak di akhirat, mereka akan diseret ke neraka karena tidak mempedulikan kondisi ibunya.

Ini Empat Sifat yang Paling Dibenci Rasulullah

Hits: 8

Sebagai umat Nabi, tentu kita ingin selalu meneladaninya sehingga di akhirat kelak beliau mengakui kita sebagai umatnya. Oleh karena itu, kita harus merenungi sabda Nabi SAW berikut:

عن ثعلبة الخشني قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إن أحبكم إلي وأقربكم مني في الأخرة محاسنكم أخلاقا وإن أبغضكم إلي وأبعدكم مني في الآخرة أسوأكم أخلاقا الثرثارون المتفيهقون المتشدقون

Diriwayatkan dari Tsa’labah Al Khusyaini, ia berkata, Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallah bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling aku sukai dan paling dekat denganku di akhirat adalah orang yang baik akhlaknya, sedangkan orang yang aku benci dan paling jauh dari aku adalah ornag buruk akhlaknya, banyak bicara, sombong, dan bicara kasar

Hadis tersebut menerangkan jika kriteria orang yang dibenci Rasulullah dan berada paling jauh adalah mereka yang buruk akhlaknya, banyak nicara, sombong, dan bicara kasar. Empat kriteria tersebut patuntnya kita jauhi, agar kelak bisa bersanding dan dekat dengan Rasululllah.

Buruk akhlaknya adalah kriteria pertama yang dibenci dan paling jauh dari Rasulullah. Orang yang beraklak buruk tentu bertolak belakang dengan ajaran Islam. Bagaimana tidak, Rasulullah saja diutus untuk memperbaiki akhlak. Sebagaimana hadis Nabi:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.”

Kriteria kedua adalah ia yang banyak bicara. Selain menghabiskan banyak waktu, perilaku tersebut bisa menjerumuskan dirinya pada urusan yang tidak berfaedah. Di antara bahan pembicaraan yang mendorong seseorang banyak bicara adalah pembicaraan yang tidak penting. Hadis dari Ibnu Umar:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُكْثِرُوا الْكَلَامَ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ فَإِنَّ كَثْرَةَ الْكَلَامِ بِغَيْرِ ذِكْرِ اللَّهِ قَسْوَةٌ لِلْقَلْبِ وَإِنَّ أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْ اللَّهِ الْقَلْبُ الْقَاسِي

Dari Ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Janganlah kalian banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah, karena banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah membuat hati menjadi keras, dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang berhati keras.” (HR Tirmidzi)

Ketiga adalah ia yang sombong. Perilaku ini lebih sering menolak kebemaran dan meremehkan orang lain. Seseorang yang sombong pasti memandaang dirinya berada diatas kebenaran dan merasa lebih diantara yang lain. Perilaku tersebut bertentangan dengan ajaran Islam berdasarkan QS An Nahl ayat 23:

إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ

“Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.”

Kriteria keempat adalah ia yang bicara dengan kasar. Perilaku seperti itu banyak menyakiti prang sekitar, sengaja atau tidak sengaja. Namun alangkah lebih baiknya jika kita bisa bersikap santun pada semua orang. Al Imam Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunnahnya, dimana Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ

“Sesungguhnya tidak ada sesuatu apapun yang paling berat ditimbangan kebaikan seorang mu’min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan sungguh-sungguh (benar-benar) Allah benci dengan orang yang lisannya kotor dan kasar.”

Orang Tua Sudah Wafat, Ini Empat Cara Balas Kebaikannya

Hits: 7

Setiap manusia berkewajiban berbakti kepada orang tuanya, terutama kepada ibunya yang telah mengandung, melahirkan serta merawat anaknya. Ayah yang telah mencukupi kebutuhannya juga sebagai kepala keluarga yang memiliki tanggung jawab dunia samapi akhirat. Pengorbanan keduanya tak akan mampu dibayar oleh materi sebesar apapun, segunung emas sekalipun tak akan cukup untuk membalas kebaikannya.

Bila kedua orang tuanya telah wafat, bagaimana caranya seorang anak membalas kebaikan mereka?

Imam al-Baihaqi dalam kitab Makrifat Sunan wa al-Atsar mengutip sebuah hadis:

عَنِ أَبِي أُسَيْدٍ السَّاعِدِيِّ ، أن رجلا ، من بني ساعدة قال : يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ أَبَوَايَ قَدْ هَلَكَا، فَهَلْ بَقِيَ عَلَيَّ مِنْ بِرِّهِمَا شَيْءٌ؟ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” نَعَمْ، أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ: الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا، وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا، وَإِنْفَاذُ عُهُودِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا، وَصِلَةُ رَحِمِهِمَا الَّتِي لَا رَحِمَ لَكَ إِلَّا مِنْ قِبَلِهِمَا. رَوَاهُ اَلْبَيْهَقِيُّ

Diriwayatkan dari Abi Usaid as-Sa’idy bahwa seseorang dari Bani Sa’idah berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguh kedua orang tua saya telah wafat, apakah masih ada kewajiban yang harus saya tunaikan setelah mereka meninggal? Lantas Nabi menjawab:”Iya, ada empat hal. Pertama, menyalati keduanya. Kedua, memintakan ampunan untuk mereka. Ketiga, melaksanakan janji atau tugas mereka setelah wafat. Keempat, memuliakan teman sejawatnya serta selalu menjalin tali silaturrahmi atau menjalin hubungan baik kepada mereka.” (HR. Al-Baihaqi)

Menurut Syeh Muhammad Ali al-Bakri dalam kitab Dalil al-Falihin Lituruq Riyadis Shalihin yang mengutip pendapat Imam al-A’quli yang menjelaskan bahwa hadis di atas sebagai dalil akan pentingnya menjalin silaturrahmi kepada teman sejawat orang tua yang telah meninggal, karena ini termasuk bentuk ketaatan yang harus dijaga dan dilanjutkan oleh anak-anaknya.

Dari penjelasan hadis di atas dapat dipahami bahwa seorang anak harus berbuat kebaikan orang tuanya walau sudah meninggal. Ini mengisyaratkan bahwa ketaatan anak kepada orang tuanya tak terbatas di dunia saja, namun di alam kubur pun anak harus selalu mendoakan mereka sebagai bukti bakti sang anak atas limpahan kasih sayang mereka, juga harus menjaga hubungan persaudaraan yang baik. Bila itu semua telah dilakukan maka seorang anak akan mendapatkan keberkahan umur dan rezeki serta tercatat anak yang berbakti kepada orang tua.

Jagad yg tdk ditelan bumi

Hits: 5

*Jasad yg tidak ditelan bumi*

Allah menciptakan hidup dan mati bertujuan agar manusia selalu menjadi orang taat dan menjadi yang terbaik di antara hamba-hamba-Nya. Kematian merupakan pintu menuju akhirat yang membutuhkan bekal yang banyak sekali yaitu amal shaleh.

Ada beberapa golongan yang diistimewakan Allah saat dikuburkan, jasadnya masih utuh tak ada yang berubah sama sekali seperti jasadnya para Nabi.

Dalam kitab al-Iqna’ karya Imam Al-Khatib As-Syarbini, ia mengutip perkataan Imam at-Tata’i al-Maliki:

لا تأكل الأرض جسما للنبي ولا*لعالم وشهيد قتل معترك ولا لقارىء قرآن ومحتسب * أذانه لإله مجرى الفلك

“Bumi tak akan menelan jasad Nabi, orang alim yang mengamalkan ilmunya, orang yang gugur di medan peperangan, orang yang gemar membaca al-Qur’an atau orang yang hafal al-Quran dan mau mengamalkan isinya, juga orang yang selalu adzan dengan ikhlas karena Allah bukan untuk mencari gaji.”

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa Allah akan memuliakan mereka tidak hanya di dunia dan akhirat, tapi Allah selalu menjaga jasad mereka agar tak ditelan bumi. Hal ini agar manusia selalu berlomba-lomba dalam kebaikan serta selalu mengambil pelajaran, hikmah dari kematian, karena dengan mengingat mati seseorang akan selalu menata hati sehingga hidupnya bertambah berarti.

Imam Qurtubi dalam kitab Tadzkirah mengutip perkataan Imam Ad-Daqqaq yang menjelaskan orang yang memperbanyak mengingat kematikan akan dimuliakan dalam tiga hal. Pertama, segera bertaubat; Kedua, selalu menerima (Qana’ah) terhadap rizki yang diberikan; ketiga, rajin dalam beribadah.

Dari sini pentingnya mengingat kematian agar selalu siap menghadapinya dengan memperbanyak amalan-amalan yang menjadikan selamat di dunia, dan saat ajal menjemput juga selamat sampai akhirat dengan memperoleh banyak nikmat.

Do’a Perang Badar

Hits: 8


“Dalam perang Badar, disebutkan bahwa Rasulullah Saw pernah berdoa “Ya Allah, jika pasukan Islam yang berjumlah sedikit ini musnah, niscaya tidak ada lagi orang yang akan menyembah-Mu di muka bumi ini.” (HR. Muslim)

Tidak ada yg salah dengan isi do’a ini. Do’a ini dipanjatkan Nabi SAW saat pasukannya yg hanya berjumlah 300 an melawan Pasukan Quraisy yg berjumlah 1000 an.

Do’a ini bukan mengancam Allah, tapi “memaksa” Allah agar mengabulkan do’a nya sehingga bisa menang saat Perang Badar. Dan Atas ijin Allah maka dimenangkannya lah Perang Badar ini.

Jadi perlu dibedakan istilah mengancam vs memaksa.

Sayapun beberapa kali memanjatkan do’a ini pada saat beberapa kali kondisi sangat kritis didalam hidup. Dan Subhanallah semuanya dikabulkan Allah.

Karena teknik berdo’a ini adalah salah satu teknik bermunajat kepada Allah agar doa dikabulkan, Memaksa Allah tapi tidak mengancam Allah. Sebab Allah SWT suka kepada hambanya yg sangat serius meminta agar doanya dikabulkan.

Hanya saja, do’a ini tidak bisa sering2 dimunajatkan karena doa ini semacam doa Super SapuJagad

Salam,

www.emirzalandis.com