Inilah Doa yang Diucapkan Nabi Musa Saat Membelah Lautan

Hits: 7

Inilah Doa yang Diucapkan Nabi Musa Saat Membelah Lautan

Inilah doa yang diucapkan Nabi Musa AS ketika melintasi lautan bersama Bani Israil. Foto Ilustrasi/Istimewa
Rasulullah (SAW) pernah bersabda, “Barang siapa yang pada waktu pagi hari (memasuki waktu subuh) dalam keadaan mengadu kepada manusia tentang kesulitan hidupnya, maka seakan-akan ia telah mengadukan Tuhannya”.

Dalam Kitab Nashoihul ‘Ibad (kumpulan nasihat bagi para hamba), Syeikh Nawawi Al-Bantani (1813-1897) mengatakan bahwa pengaduan selayaknya hanya kepada Allah Ta’ala. Adapun mengadu kepada manusia menunjukkan tidak adanya rida dengan pembagian Allah Ta’ala.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud RA, bersabda: “Maukah kamu semua aku ajari sebuah kalimat yang diucapkan Nabi Musa AS ketika melintasi lautan bersama Bani Israil?”. Kami semua menjawab, “Baik Ya Rasulullah”. Lalu Rasulullah SAW bersabda: “Ucapkanlah kalimat ‘Allahumma laKal hamdu wa ilaiKal Musytaka wa Antal Musta’aan wa laa haula walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘azhiim’.

اَللهم لَكَ الْحَمْدُ وَاِلَيْكَ الْمُشْتَكَى وَاَنْتَ الْمُسْتَعَانُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

(Yaa Allah segala puji hanya untuk-Mu, dan hanya kepada-Mulah tempat mengadu, dan Engkaulah Penolong dan tiada daya upaya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Zat Yang Maha Tinggi dan Maha Agung).

Maka Al-A’masy berkata, “Tidaklah kami pernah meninggalkan membaca kalimat itu sejak kami mendengarnya dari Syaqiq Al-Asady Al-Kuufy. Barang siapa pada waktu pagi hari berduka atas perkara duniawi, maka sesungguhnya ia telah marah kepada Tuhannya.”

Artinya, barang siapa yang bersedih karena urusan dunia, sesungguhnya ia telah marah kepada Tuhannya, karena ia tidak rida dengan qadha’ (takdir Allah) dan tidak bersabar atas cobaan-Nya dan tidak beriman dengan kekuasaan-Nya.

Karena sesungguhnya apa yang terjadi di dunia ini adalah atas qadha Ilahi Ta’ala dan atas kekuasaan-Nya. Barang siapa yang merendahkan diri kepada orang kaya karena melihat kekayaannya, maka hilanglah 2/3 agamanya. Artinya disyari’atkannya penghormatan manusia kepada orang lain adalah karena alasan kebaikan dan ilmunya bukan karena kekayaannya. Karena sesungguhnya orang yang memuliakan harta, sesungguhnya ia telah menyia-nyiakan ilmu dan amal saleh.

Berkata Syeikh Abdul Qadir Al-Jailany RA, “Seorang muslim di setiap keadaannya harus selalu dalam tiga keadaan ini. Pertama melaksanakan perintah, kedua menjauhi larangan, dan ketiga ridha dengan pembagian Tuhan.” Kondisi minimal bagi seorang mukmin adalah tidak terlepas dari salah satu dari tiga keadaan tersebut. Wallahu A’lam Bisshowab

وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ يَّقُوۡلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنۡيَا حَسَنَةً وَّفِى الۡاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”

(QS. Al-Baqarah:201)

Ini Bukti Kelahiran Nabi Muhammad SAW Disertai Cahaya

Hits: 4

Ini Bukti Kelahiran Nabi Muhammad SAW Disertai Cahaya

Kebenaran cahaya yang memancar saat bayi Muhammad SAW dilahirkan di Makkah.

Di antara penceramah terbaru ada yang mengatakan bahwa Nur Nabi Muhammad (SAW) tidak ada yang memancar bersinar pada malam kelahirannya, hanya dikhawatirkan diketahui oleh orang-orang Yahudi dan akan dibunuh. Ini adalah kebohongan sejarah serta pengingkaran terhadap kebenaran irhashat (peristiwa luar biasa sebelum diangkat menjadi seorang Nabi) Rasulullah!

Silakan merujuk ke Kitab “نور الأبصار في مناقب النبي المختار” Nurul Abshar fi Manaqib An-Nabiyyil Mukhtar karya Syeikh Mu’min as-Syablanji Ulama Sunni Abad ke-13 H pada Halaman 27:

Di sana diriwayatkan ada seorang Yahudi di kota Makkah yang menanyakan tentang peristiwa kelahiran Nabi Muhammad dari indikasi cahaya terang benderang yang ia lihat di malam itu.

Pada pagi harinya, dia menanyakan pada penduduk Makkah dengan mengajukan pertanyaan:

هل ولد فيكم الليلة مولود

“Apakah tadi malam ada di antara keluarga kalian yang melahirkan?”

Beruntung, orang-orang yang dia temui belum mendengar berita kelahiran Nabi Muhammad di malam kemarin. Mereka menjawab, “Belum atau tidak mengetahuinya!”

Di sanalah Allah menjaga kekasih-Nya Muhammad dari niat jahat orang-orang Yahudi yang ingin membunuh bayi yang diharapkan akan menjadi Nabi akhir zaman yang bukan dari kalangan Bani Israil.

Ada banyak referensi lainnya yang menguatkan bahwa kelahiran Nabi Muhammad jelas terang benderang disinari oleh cahaya Nur yang tak bisa dinafikan, hingga ada dilihat oleh seorang Yahudi di kota Makkah.

Darimana si Yahudi mengetahui pertanda kelahiran seseorang yang dinantikan dan ditunggu-tunggu dalam kitab Taurat mereka, selain pertanda kelahiran itu, seperti pancaran cahaya yang pertanda itu dikenal baik oleh kalangan pemuka agama Yahudi?

Dalil lain yang menguatkan bisa dibaca pada kitab “عيون الأثر” ‘Uyunul Atsar karya Al-Hafidz Muhammad al-Ya’mari halaman 81 dari pengakuan Fathimah binti Abdillah yang menyaksikan cahaya terang benderang itu pada malam itu dengan ucapannya:

فما شيئ أنظر إليه من البيت إلا نور

“Aku tidak melihat dari rumahku, melainkan cahaya yang terang benderang.”

Belum lagi, jika mau dikaitkan pada pernyataan Ibunda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibn Sa’id yang melihat langsung cahaya itu memancar saat bayi Muhammad keluar dari rahim-nya.

لما ولدته خرج من فرجي نور أضاءت له قصور الشام

“Manakala aku melahirkannya (Muhammad) aku lihat Nur memancar dari tempat bersalin-ku yang semuanya tampak terang benderang, hingga tampak terlihat istana-istana Romawi.”

Baca juga kitab “الخصائص الكبرى” Al-Khasaish al-Kubro karya Imam Jalaluddin as-Suyuthi halaman 83 pun meriwayatkan hal yang sama dari ucapan Sayyidah Aminah, ibunda Nabi Muhammad yang menyatakan kebenaran adanya cahaya terang benderang itu dengan ungkapan:

ورأيت نوا ساطعا من رأسه حتى بلغ السماء

“Aku menyaksikan cahaya memancar dari kepala bayiku Muhammad hingga menembus langit.”

Sama halnya riwayat Umm Shafa, ibunda dari Abdurrahman bin Auf, wanita yang ikut membidani kelahiran Nabi Muhammad menyatakan hal yang sama. Riwayatnya dikutip dan dibenarkan oleh Imam Athabari.

Jadi dalil mana lagi yang ingin mereka dustakan untuk menutupi kebenaran Irhashat, tanda-tanda kenabian Nabi Agung Muhammad SAW. Apakah ucapan orang-orang seperti ini tidak menyakiti Rasulullah?

Lantas, siapa kelak yang akan memberikan syafaat jika Rasulullah saja dinafikan kebenarannya, didustakan riwayat kemuliannya? Wallahu A’lam.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنۡ تَـنۡصُرُوا اللّٰهَ يَنۡصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ اَقۡدَامَكُمۡ

Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong agama Allah, pasti Allah akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

(QS. Muhammad:7)

Ini Doa yang Diajarkan Jibril Kapada Rasulullah untuk Mengusir Jin Ifrit

Hits: 3

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra, berkata,” Aku tengah Bersama Rasulullah Saw sementara itu Jibril juga tengan Bersama beliau, Nabi Muhammad SAW membaca al-Qur’an, tiba-tiba jin ifrit datang dari tempat keluarnya Jin. Di tangannya ada obor api dan ia mendekati Nabi SAW.Jibril lantas berkata, “Wahai Muhammad, maukah kau kuajari kalimat yang jika kau ucapkan, Ifrit akan berpaling dan obornya akan padam? Ucapkanlah kalimat berikutأَعُوذُ بِنُورِ وَجْهِ اللهِ الكَرِيمِ وَكَلِمَاتِهِ التَّامَاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بِرٌّ وَلَا فَاجِرٌ مِنْ شَرِّ مَا ذَرَأَ فِي الأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنْ السَمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَمِنْ شَرِّ فِتَنِ اللَّيِلِ وَالنَّهَارِ وَمِنْ شَرِّ طَوَارِيقِ النَّهَارِ إِلَّا طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَارَحْمَنA’uzhu bi nuuri wajhillahil kariimi waklimaatihit taammah allati laa yujaawizhu hunna birrun walaa faajiur min syarri maa dzara-a fii al-ardhi wamaa yakhruju minhaa wamaa yanzilu minas samaai wamaa ya’ruju fiihaa wamin syarri fitanil laili wan nahaari wamin syarri thawaariqin nahaari illa thaariqan yathruqu bikhairin yaa rahmaanArtinya:Aku berlindung dengan wajah Allah yang Mulia dan Kalimat-Nya yang sempurna yang tidak dapat diraih oleh pelaku kebaikan atau pemaksiat sekalipun, dari keburukan apa yang masuk dan keluar dari bumi, apa yang turun dari dan naik ke langit, dari keburukan fitnah malam dan siang hari, dari keburukan para pengetuk pintu di tengah malam dan siang hari, kecuali pengetuk pintu yang datang membawa kebaikan, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih. (HR. Ahmad)Kemudian Nabi mengucapkan doa tersebut, akhirnya Ifrit pun memalingkan wajah dan obornya padam.