Hits: 5
Month: September 2018
Cerita Motivasi : Perjalanan menjadi Juara Nasional Pencak Silat
Hits: 6
Istiqomah melalui dzikir
Hits: 5
*Keinginan Kita dan Keinginan Tuhan*
Telah dibahas sebelumnya , bahwa yang bisa digolongkan wali Allah bukanlah mereka yang menonjolkan keramat, akan tetapi mereka yang istiqomah dalam beribadah. Ibadah secara umum adalah sesuatu yang diwajibkan atas kita, atau amal baik yang kita wajibkan atas diri kita sendiri.
Misalnya amalan-amalan yang dilakukan di waktu khusus, atau dalam jumlah tertentu. Selanjutnya, amalan seperti ini kita sebut dengan istilah wirid (amalan istiqomah). Dan apabila istiqomah ini kemudian mendatangkan karamah, maka karamah tersebut dikenal dengan istilah warid (khususiyyah pemberian dari Allah kepada hamba-Nya). Wirid berperan sangat penting dalam mengantarkan kita untuk lebih mengenal Allah. Dan tentunya wirid ini dilakukan setelah kita memenuhi kewajiban-kewajiban serta menjauhi larangan. Di antara bentuk dari wirid adalah dzikir. Allah memerintahkan kita untuk memperbanyak dzikir.
Dzikir harus diatur sedemikian rapinya. Ini dilakukan untuk menanggulangi dari ketidak-istiqomahan amal kita. Jangan sampai amal kita menjadi amal yang pernah disabdakan Nabi sebagai amal yang tidak ada kebaikan di dalamnya. Hari ini qiyamullail, besoknya tidak. Sehari puasa, satu minggu tidak melakukan apa-apa. Allah secara tidak langsung mengajari kita ,mengenai wiridan. Misalnya firman Allah berikut ini:
ﻭﺍﺫﻛﺮ ﺭﺑﻚ ﻛﺜﻴﺮﺍ ﻭﺳﺒﺢ ﺑﺎﻟﻌﺸﻲ ﻭﺍﻹﺑﻜﺎﺭ
Kalau diteliti, Nabi juga me-manage wirid. Misalnya, Sebaik-baik membaca Al-Qur’an adalah waktu antara Maghrib dan Isya’, kemudian tengah malah, dan ba’da Subuh.
Apa yang pernah di lakukan sahabat Umar juga menunjukkan adanya pengaturan wirid. Tak sedikit pula yang dicontohkan oleh tabi’in dan ulama’ salaf terdahulu. Mereka semua mengatur waktu hingga tersusunlah beberapa wirid, misalnya, Rotib al-Haddad, dll.
Setelah tahu seperti ini, bila ada orang yang merendahkan serta menejek wiridan dengan berkata, “Wiridan kok diatur-atur segala. Itu bid’ah! Pada zaman Nabi belum ada!!!”, maka betapa bodohnya orang itu. Oleh karenanya, imam Ibn Atho’illah melanjutkan rajutan mutiaranya dengan hikmah ke-109 ini dengan:
” ﻻ ﻳﺴﺘﻘﺮ ﺍﻟﻮﺭﺩ ﺇﻻ ﺟﻬﻮﻝ ، ﺍﻟﻮﺍﺭﺩ ﻳﻮﺟﺪ ﻓﻰ ﺍﻟﺪﺍﺭ ﺍﻵﺧﺮﺓ ، ﻭﺍﻟﻮﺭﺩ ﻳﻨﻄﻮﻯ ﺑﺎﻧﻄﻮﺍﺀ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﺪﺍﺭ . ﻭﺃﻭﻟﻰ ﻣﺎ ﻳﻌﺘﻨﻰ ﺑﻪ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺨﻠﻒ ﻭﺟﻮﺩﻩ . ﺍﻟﻮﺭﺩ ﻫﻮ ﻃﺎﻟﺒﻪ ﻣﻨﻚ ، ﻭﺍﻟﻮﺍﺭﺩ ﺃﻧﺖ ﺗﻄﻠﺒﻪ ﻣﻨﻪ . ﻭﺃﻳﻦ ﻣﺎ ﻫﻮ ﻃﺎﻟﺒﻪ ﻣﻨﻚ ﻣﻤﺎ ﻫﻮ ﻣﻄﻠﺒﻚ ﻣﻨﻪ .”
“Tidak meremehkan ‘wirid’ kecuali orang yang sangat bodoh. (Dunia adalah tempatnya wirid dan amal). Adapun ‘warid’ tempatnya ada di akhirat. Dunia berakhir, tak ada lagi waktu untuk beramal. Hal pertama yang berhak mendapat perhatian lebih adalah sesuatu yang kekal dan tidak sirna wujudnya (dalam hal ini akhirat). Bandingkan sekarang,manakah yang kita cari? (Dunia yang fana atau akhirat yang wujudnya tak sirna?).”
Dunia adalah musim beramal. Bagi yang menyadarinya dan mau memanfaatkan, hendaklah ia beramal sebanyak-banyaknya. Tak lain untuk bekal kehidupan akhirat. Di saat dunia berakhir, tak akan ada lagi waktu untuk beramal. Sebab di kehidupan selanjutnya, musim amal sudah lewat digantikan musim panen. Kesempatan memperbanyak wirid telah usai. Tibalah saat itu pemberian Allah (warid) disuguhkan. Nikmat-nikmat-Nya disempurnakan. Itu semua sebagai buah dari wirid yang dilakukan di kehidupan sebelumnya.
Kemudian, dimanakah kita hidup sekarang ini?
Jika tahu kita hidup di dunia, maka yang harus kita pikirkan adalah wirid, bukannya warid. Karena memang itulah yang diminta Allah. Namun entah mengapa pada umumnya yang dipikirkan orang justru sebaliknya. Masyarakat mencari warid (keistimewaan) di dunia. Anehnya, mereka berharap mendapat warid dengan enggan melaksanakan wirid.
Yang Allah perintahkan adalah wirid, sedangkan yang kita inginkan adalah warid. Lebih penting manakah perintah-Nya atau keinginan kita. Ketahuilah, apa yang kita inginkan tanpa mengikuti jalur yang seharusnya sebetulnya adalah keinginan nafsu.
Mengalahkan nafsu bukanlah hal yang mudah. Karena sebagaimana firman Allah, manusia diciptakan sebagai mahluk yang lemah. Salah satunya jalan mengalahkan nafsu adalah dengan berdo’a meminta tolong kepada kepada Dzat Yang Mahamengendalikan nafsu. Dan meminta agar didekatkan dengan-Nya. Dengan harapan kita dapat diarahkan kepada apa yang diridhoi-Nya. Amin.
*يالله بالتوفيق حتى نفيق ونلحق الفريق*
_Mudah-mudahan kita mendapat taufiq sehingga kita bisa di golongkan dengan orang-orang sholeh…_
_Aamiiiiiin_
Menghitung valuasi startup dan kaitannya dengan perusahaan tradisional
Hits: 7
Topik ini merupakan hal yang sering ditanyakan oleh berbagai pihak. Banyak yang menyebutkan bahwa valuasi perusahaan startup itu “ajaib”. Bagaimana mungkin startup yang merugi besar memiliki valuasi yang gila-gilaan? Pada tulisan ini saya mencoba untuk menjabarkan hal-hal yang biasanya digunakan dalam menghitung valuasi startup, serta bagaimana hal tersebut memiliki dasar yang sama dengan menghitung valuasi perusahaan pada umumnya.
Apa itu startup?
Banyak pihak mendefinisikan startup, namun satu definisi yang saya cukup sukai adalah bisnis yang mencoba memecahkan suatu problem dengan solusi yang belum terbukti keberhasilan/skalabilitasnya. Belum berhasil atau belum scalable di sini dapat bermakna belum digunakan oleh banyak pihak (early/seed stage) atau sudah mulai digunakan oleh banyak pihak namun belum sustainable secara bisnis (growth stage).
Baik early/seed maupun growth stage, pada umumnya startup tersebut belum memperoleh keuntungan. Beberapa di antaranya sudah memperoleh pendapatan namun belum sampai memperoleh keuntungan.
Lantas mengapa investor mau mendanai startup yang masih merugi? Jawabannya adalah prospek masa depan, yakni investor menganalisis bahwa startup tersebut akan berkembang dari sisi ukuran maupun pendapatan sehingga di kemudian hari startup tersebut akan menjadi perusahaan besar — dan menguntungkan.
Hal ini digambarkan dengan grafik yang disebut kurva J yang nampak seperti di bawah.
Kurva J
Kurva ini menggambarkan posisi keuangan/kas perusahaan relatif dari titik awal sebelum perusahaan tersebut berdiri. Di awal (titik X), startup berada di bawah titik nol karena startup mengeluarkan modal awal untuk membangun perusahaan. Selanjutnya (antara titik X dan titik Y), startup mulai berjalan namun belum menghasilkan penghasilan. Dengan demikian, keuangan perusahaan akan terus berkurang/turun.
Pada akhirnya, startup mencapai BEP di titik Y, sehingga keuangan perusahaan tidak turun lagi. Jika setelah itu startup mencapai keuntungan, maka keuangan perusahaan akan naik dari titik Y. Titik Y ini dapat dianggap sebagai total investasi sebenarnya yang dibutuhkan oleh startup tersebut.
Apabila ini terus berlanjut, maka keuangan perusahaan akan terus naik hingga di atas titik nol (titik Z), dan setelah itu, keuangan akan perusahaan tumbuh secara eksponensial.
Tentu saja, kurva di atas adalah gambaran secara ideal. Pada kenyataannya, kondisi startup berbeda-beda. Ada yang berhasil mencapai kondisi seperti di atas, ada juga yang gagal (tidak berhasil naik dari titik Y). Keberhasilan suatu startup terletak pada kemampuannya untuk memperoleh keuntungan (naik dari titik Y) namun tetap tumbuh pesat secara ukuran.
Matriks untuk menghitung valuasi startup
Karena kondisi merugi, tentu sulit mengukur valuasi perusahaan berdasarkan laba/rugi (disebut dengan istilah price earning ratio atau PER). Oleh karena itu, biasanya investor akan menilai dari top line startup, yakni Gross Merchandise Value (GMV) atau nilai total transaksi.
Sebagai contoh, pada startup e-commerce, GMV menandakan jumlah transaksi melalui sistem pembayaran startup tersebut. Sementara itu, pada startup transportasi online, GMV menandakan total nilai tumpangan (ride) melalui startup tersebut.
Berapa faktor pengali (multiple) yang digunakan untuk menghitung valuasi berdasarkan GMV? Hal ini akan sangat beragam berdasarkan beberapa faktor di antaranya:
– Industri (semakin besar potensi industri, semakin besar multiple)
– Pertumbuhan (semakin cepat pertumbuhan startup tersebut, semakin besar multiple)
Kaitan dengan perusahaan tradisional
Nah, bagaimana kaitan antara valuasi startup berdasarkan GMV dengan valuasi perusahaan pada umumnya? Jawabannya terletak pada IRR/ROI yang diharapkan oleh investor. Meskipun saat ini startup belum memperoleh keuntungan, namun investor berharap di masa yang akan datang startup akan untung sehingga menghasilkan return bagi investor.
Sebagai contoh, mari kita lihat
Protected: Dzikir agar Doa Terkabul
Hits: 4